Berhubung saya sedang belajar sedikit demi sedikit utuk mengurangi dan
menghilangkan kebiasaan buruk saya dalam menunda menulis, sekarang saya akan
sedikit bercerita tentang kisah indah yang telah dicatatkan Allah diatas
lembaran takdir hidup saya dengan menggunakan tinta kebahagiaan dan kedamaian
yang harus saya syukuri.
Tepatnya kemarin
pada tanggal 22 April 2014 saya melakukan interview young on top campus
ambassador (YOTCA) di Intiland Tower, lebih tepatnya lagi di London School.
Pada awalnya saya tidak tahu bahwa Young On Top memiliki mentorship program,
kegiatan positif seperti ini sangat jarang sekali apalagi jika yang menjadi
mentor kita adalah orang-orang luar biasa, yang memiliki keahlian di bidang
masing-masing. Berawal dari informasi yang diberikan oleh sepupu saya tercinta
Dwi Nanda Eryantie, ia merekomendasikan saya untuk mengikuti kegiatan ini,
karena banyak hal positif yang bisa aku dapatkan disana. Akhirnya saya
memutuskan untuk mengikuti seleksi ini dan mereview buku young on top new
edition dan mengumpulkan persyaratan serta pendaftaran tersebut 15 sampai 20
menit sebelum pendaftarannya semuanya ditutup.
Alhamdulillah dengan
karunia Allah SWT, saya lolos ke tahap interview.
·
Belajar disiplin dan bertanggung jawab.
·
Belajar memimpin, teamwork, mengambil
keputusan, membuat event, public speaking/presentasi, dll
·
Mengenali diri (passion), membuat CV,
menghadapi interview, dll.
·
Membiasakan diri untuk memiliki
karakter #Learn&Share dengan membuat semua tugas yang diberikan.
·
Mengenal para mentor dan network yang
dimiliki oleh para mentor.
Melihat betapa
bermanfaatnya hal yang akan didapatkan bagi siapa saja yang lolos membuat saya
tertarik untuk serius mengikuti program ini karena program mentorship ini akan
berjalan selama satu tahun. Tapi saya berfikir lebih dari hal itu yang akan
saya dapatkan. Saya akan bertemu dengan orang banyak, saya akan masuk kedalam
berbagai lingkungan, sehingga saya dapat banyak belajar dan mengambil pelajaran
dari setiap kegiatan, lingkungan, dan orang-orang yang saya temui.
Sejujurnya alasan mengapa saya ikut YOTCA adalah karena saya adalah
orang yang kurang percaya diri, gugup jika bicara di depan banyak orang, dan kaku
ketika mengungkapkan gagasan. Terlalu banyak berfikir takut hal ini dan itu
terjadi. Makanya lagkah saya semakin mantap untuk menumbuhkan karakter yang
jauh lebih baik dalam diri saya untuk gabung di YOTCA.
Oke sekarang saya akan bercerita tentang perjalanan luar biasa pada tanggal 22 April 2014. Sehari sebelumnya pada
tanggal 21 April 2014 ada sebuah nomor kantor menghubungi saya tetapi berhubung
saya sedang mengendarai motor jadi tidak terangkat. Selanjutnya saya pegang hp
berharap nomor tadi menghubungi karena saya khawatir berita yang akan
disampaikan oleh orang yang menelpon sangat penting. Setelah saya tunggu tak
ada lagi panggilan itu. Dan saya memutuskan untuk pulang ternyata ketika sedang
mengendarai motor lagi nomor tersebut ternyata menghubungi lagi tapi tidak
kedengeran alhasil saya tidak menangkat telpon itu lagi.
Besoknya, 22 April 2014.
Setiap pagi walaupun nggak ada kuliah saya biasanya diem di perpustakaan
kampus soalnya tempatnya nyaman. Jam 8 pagi sambil menunggu SDS saya online
disana. Seperti biasa membuka tumblr, twitter, dan banyak lagi. Tetapi saya
tidak mengecek email masuk saya. Sekitar jam 10 siang saya baru sempat membuka
email masuk. Mata saya tertuju pada email yang memiliki subjek “JADWAL
INTERVIEW YOTCA BATCH 5”. Saya buku-buru buka email itu dan muncul tulisan ini:
Dear
Calon YOT Campus Ambassador Batch 5,
SELAMAT
!!
Anda terpilih untuk interview dengan para mentor sebagai calon Young On Top
Campus Ambassador (YOTCA) Batch 5.
(QS: Ibrahim Ayat:7)
Untuk itu berikut saya berikan jadwal interview yang
dapat di pilih:
Alhamdulillah dari
sana banyak banget mentor-mentor yang bisa dipilih ada mas Billy Boen, Mas
Jonathan, Mba Bunga, Mas Ricky, Mba Eva, dan masih ada beberapa lagi. Tetapi
saya memutuskan untuk interview dengan Mas Taufan Akbari. Beliau ini orangnya
sangat bersahabat, membuat kita nyaman untuk mengungkapkan apa yang kita fikirkan
dan diskusi tentang ide-ide baru. Nggak salah aku pilih hari itu untuk langsung
interview. Tepatnya jadwal interviewnya pukul 17.00 di Intiland Tower London School.
Dengan keyakinan
saya berangkat dengan menggunakan kereta api dari Bogor sekitar jam 13.32 di
dalam kereta ketika sudah sampai stasiun pondok cina kalau tidak salah ada
mbak-mbak naik bersama temannya dan berdiri disamping saya.
“Mba kalau mau ke
alamat ini gimana ya?”Tanya saya.
“Jadi kamu kesini,
kesini, turun disana , naik ini, berhenti disana……”jawabnya
“Oh gitu mba,
makasih banyak.”jawabku.
Karena jarak
diantara kami sangat dekat, mba yang tadi bicara ke temennya tak sengaja saya
mendengar.
“Saya khawatir kalau
dia tersesat, ya udah kebetulan saya mau ke GI saya antar dia kesana.”
Lalu mba itu
menawarkan karena dia katanya cukup tau gedung itu.
Akhirnya saya
setuju, dan ikut dengan mba tadi. Ketika sampai stasiun sudirman karena hujan
kita menggunakan taksi untuk sampai disana. Tapi karena kita (pa supir, mba
tadi, saya) sama-sama nggak tau lokasinya kita keliling-keliling cari Intiland
Tower. Sampai akhirnya argonya cukup mahal. Ketika sampai di Intiland tower mba
itu sangat baik sekali, ia mengantarkan saya ke London School tepatnya di lantai
6 untuk memastikan saya sampai tepat waktu dan selamat. Ketika sudah sampai di
tempat interview sebenarnya saya sudah menyiapkan uang untuk membayar taksi
itu, ketika saya berikan mba itu menolak dan berkata “saya tulus bantu
kamu”. Masya Allah saya sudah kejar dia untuk memberikan uangnya tetapi mba itu
tetap menolak. Dia baik sekali padahal mba itu seorang non-muslim.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman)
Disana saya bertemu sahabat
baru yakni empat wanita luar biasa yang sama-sama interview pada hari itu, ada
Renaya dari IPB, Ayu dari Binus, Innaka dari YAI, dan Galih dari IPB juga. Mereka orang-orang yang inspiratif dan baik.
Kebetulan ada anak IPB, alhamdulillah saya dapet teman pulang.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman)
Setelah itu saya
mulai wawancara dan untuk pertama kalinya bertemu dengan Mas Taufan Akbari. Dia
memberikan banyak pelajaran, dan berbagi pengalaman hidup dan nilai-nilai
hidup. Bertemu dengan orang-orang yang tak pernah kita duga dan menjalin
ukhuwah. Hal itu merupakan harta yang tak ternilai harganya.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman)
Selesai interview
dan shalat maghrib sekitar jam 7 malam darisana kita memutuskan pulang
menggunakan kereta. Membeli tiket busway dari terminal karet, melihat kondisi
yang semrawut dan rebutan, saya ngak yakin bisa sampai di Bogor cepat. Akhirnya
kita memutuskan untuk menggunakan taksi menuju stasiun. Ketika menunggu taksi
ada seorang ibu yang juga sedang menunggu taksi.
“Ibu kalau mau ke
bogor sasiun paling dekat dimana ya?” Tanya saya.
“Oh saya juga mau ke
bogor tapi harus ke MNC dulu, bareng saya aja naik taksinya.”
Apa boleh buat
karena sudah jam setengah delapan lebih saya masih di Jakarta, saya yakin tidak
akan mendapatkan transportasi menuju sentul. Akhirnya kita semua setuju.
Dibelakang saya,
Rena, dan Galih sudah menyiapkan uang untuk membayar taksi itu. Pas turun dan
ditunjukkan stasiun gondangdia. Ibu itu lagi-lagi menolak uang dari kami semua.
Akhirnya kami mendapatkan rezeki yang tak terduga lagi. Alhamdulillah.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman)
Sampai di dalam
kereta saya dan Rena masih bisa duduk dibawah karena tidak mendapatkan tempat
duduk. Tapi cukup nyaman untuk melepas lelah. Dan akhirnya di Stasiun Bojong
kita bisa mendapatkan tempat duduk sampai bogor. Lumayan 2 stasiun.
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman)
Sampai di Bogor jam
10 atau setengah sebelas malam, di Botani sudah tidak ada AO. Akhirnya
menggunakan taksi, dan pulang sampai rumah dengan selamat. Alhamdulillah
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar Rahman)
Nice journey semoga perjalanan ini semakin mendekatkan dan menambahkan
rasa cinta saya kepada Allah SWT. Janjinya begitu nyata dalam Al Qur’an surat At-Thalaaq:
2-3: “…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada diduga-duga…”
Setelah
itu saya berfikir bahwa saya harus jauh jauh jauh lebih bersyukur, karena
rezeki yang Allah berikan kepada saya tak datang dari bentuk materi tetapi rezeki saya ada pada
kepekaan orang lain terhadap urusan saya, dan kebaikan mereka kepada saya.
Alhamdulillah....
Dan
(ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Wallahu’alam
Disini saya
hanya berbagi atas pengalaman yang saya dapatkan, semoga Allah meluruskan niat
saya hanya untuk berbagi tanpa ada unsur lain didalamnya.