"CHILDHOOD IS THE BEST PART OF MY LIFE"
Menebus janji yang sudah aku buat kepada
sepupuku tercinta Dwi Nanda Eryantie kira-kira sekitar dua bulan yang lalu
rasanya malu banget. I’m so sorry Nana. Sekarang aku tebus semua janjiku
langsung setelah pertemuan menakjubkan kita kemarin.
Okey
aku akan memulai dengan bercerita tentang perjanjian aku dan Nanda kira-kira
dua bulan yang lalu, kita sepakat untuk sama-sama menulis tentang kisah masa
kecil kita yang sangat menyenangkan. I know her so well, and definitely she
directly write our story, but me xxx. Entah karena naif atau hal lain, tapi
jujur aku bener-bener lupa.
Bicara tentang kenangan masa kecil kita
emang nggak akan pernah ada habisnya. Apalagi aku lahir di tengah lingkungan
yang sangat hangat, setiap harinya sepulang sekolah agama (sekolah madrasah
kira-kira jam empat sore) aku selalu main sama tetangga-tetangga aku. Entah itu
main petak umpet atau tutup mata yang mampu membuat salah satu diantara kami
menangis karena jadi kucing penjaga terus-terusan sampai akhir permainan.
Mungkin sama seperti kalian semua masa kecil kita-kita generasi 90-an sangat menyenangkan
dan membekas di hati bukan?
Kalau aku dan Nanda biasanya bermain di
rumah nenek, karena nenek kita sangat senang becocok tanam so di halaman
rumahnya ada beberapa macam bunga dan tanaman yang tumbuh subur. Salah satunya
adalah bunga mawar dan pohon sirih, tempat favorit aku dan Nanda adalah dibawah
pohon sirih, kita cukup sering menghamparkan alas dan tidur-tidur di bawah
pohon daun sirih sambil mengintip langit yang sedikit terlihat karena tertutup
hamparan daun yang lebat. Karena tangan-tangan kecil kita yang gatal, aku
sering banget petik bunga mawar yang udah nenek rawat susah-susah, akhirnya aku
kena marah juga. Nah dibawah rindangnya daun sirih biasanya kita saling
bercerita yang di akhiri dengan khayalan-khayalan khas anak kecil. Selain itu sometimes
kita melakukan beberapa adegan drama yang kalau diinget-inget konyol banget.
Mungkin karena nggak ada kerjaan kadang kita berkhayal bercerita dan
berfilosofi dengan benda di sekitar kita. Selain itu juga kita sangat pandai
dalam bermain Doraemon Adventure, jadi kita kerjasama gitu, aku yang mengarahkan
kemana doraemon jalan dan Nanda punya tugas untuk membuat lubang kuburan untuk
para monster-monster yang ngejar kita. Dan kita berdua berhasil menjadi
pemenang pertama sampai level 100. Lagu yang selalu menemani kita Eternal Flame - Bangles dulu aku nggak nyadar, tapi setelah dewasa aku baru menyadari bahwa makna dari lagu ini pecaaah banget.
Adita SD memang sudah memiliki postur
tubuh yang cukup tinggi. Diantara sekelas aku pun adalah orang yang paling tinggi
kala itu. Seringnya aku dipanggil tiang listrik atau jerapah. Sometimes kalau
lagi hari Senin waktunya upacara, aku selalu sengaja membungkuk-bungkukan badan
biar aku kelihatan lebih pendek, karena aku selalu mendapatkan barisan paling
belakang, padahal aku pengen banget ngerasain baris di barisan paling depan.
(-_-)
Adita
SD juga punya beberapa kelebihan, salah satunya dengan kaki aku yang cukup
panjang aku termasuk anak yang larinya sangat cepat. Beruntung sekali dengan
kelebihan yang satu ini aku bisa selamat dari berbagai situasi menegangkan dan
pernah menjadi pahlawan kecil saat ada pencurian burung hias milik paman aku.
Dari kecil aku pun sudah memiliki kebiasaan berjalan dengan cepat (bukan
terburu-buru) yaa mungkin karena memang speednya sudah seperti itu. Terkadang
ibu antar aku ke sekolah tapi akhirnya aku jalan duluan dan mendahului ibu aku.
Maafkan aku ibu. L
Salah satu pengalaman yang nggak akan
pernah aku lupain. Di Sukabumi rumah aku terletak di belakang salah satu gereja
yang cukup besar. Nah di halaman gereja tumbuh bunga yang baguuuuussss banget, sore
itu salah satu temanku mengajak kesana, dan memberitahukan misi yang akan kita
lakukan yakni mengambil bunga matahari disana. Akhirnya kita bertiga ke halaman
gereja sana dan belum sempat kita mengambil bunganya di pintu gerbang gereja tiba-tiba
ada doggy ukuran cukup besar mengejar kita bertiga beruntung karena aku adalah
anak yang larinya cepat aku berada di posisi satu disusul dengan satu temanku.
Tapi teman yang ketiga ini tak seberuntung aku dia kelelahan berlari akhirnya
dia menyerah dan berhenti berlari dengan pasrah. Aku dan satu temanku yang
sudah dalam posisi aman yakni di dalam halaman bangunan yang ada pagernya pun
terkejut melihat dia yang pasrah. Aku teriak-teriak menyemangati temanku yang
sedang berjuang “ayo lari…lari… kamu pasti bisa!!!" Namun
setelah melihat dan menatap doggy itu yang kondisinya sudah hampir mendekati
kaki temanku aku pun pasrah, dan kalian tau apa yang dilakukan doggy itu???
Doggy
itu mendekati temanku yang pasrah, mereka berhadapan selanjutnya doggy itu hanya
mencium lutut temanku yang ketakunan ini dan pergi. Dalam hati aku berkata “yaeeelaaaah
aku kira temanku mau di gigit,” tapi aku bersyukur banget temanku nggak
apa-apa. Akhirnya aku mendekati temanku yang trauma ini, kita saling menatap.
Kalian tau tatapan yang aku lakukan dengan temanku ini adalah tatapan yang
penuh arti walau kita nggak saling bicara namun kita sedang melakukan
komunikasi. Terus aku tanya temenku “kamu nggak apa-apa?” kita saling menatap
beberapa detik, hening dan akhirnya whhhaaahhaa….tawa pun pecah aku dan temanku
sudah tak tahan menahan tawa abisnya gokil banget. Sedangkan temanku yang
sedang trauma ini hanya bisa menangis sambil cengengesan tertawa. You know that
was amazing. I missed that day so much.
Bagaimana dengan
masa kecilmu? Kunjungi juga blog sepupuku, sahabatku, partner bisnis, inspirasiku
dan sekaligus motivatorku Dwi Nanda Eryantie
ditunggu Updatenya :)
BalasHapusHalo Aditaa! Masa kecilku ups and downs nih :") but that what makes me stronger now:") I learned much from my childhood life
BalasHapus