![]() |
http://www.apakabardunia.com/2011/06/zhang-da-kisah-seorang-anak-teladan.html |
Setiap ada kata pertemuan pasti ada kata perpisahan,
sama halnya dengan pagi dan malam, datang dan pergi, sehat dan sakit.
Istilah-istilah yang berpasangan, bekerja saling bergantian atas nama waktu.
Kata’perpisahan’
terdengar begitu kejam jika hanya disepakati oleh satu pihak. Sangat
menyedihkan ditinggalkan orang terkasih dalam kondisi yang memilukkan. Namun
beginilah hidup orang bisa datang dan pergi kapanpun mereka menghendaki. Jalan
kehidupan seperti ini memang sedikit memilukan, ada sebagian yang bertahan
dalam menghadapikondisi ini. Ada pula yang menyerah dan berserah terhadap
kenyataan hidup tanpa berusaha malah hanya berharap orang yang pergi akan
kembali lagi.
Kisah ini dialami oleh seorang anak
bernama Zhang Da, pada tahun 2001 ketika usianya menginjak 10 tahun ia
ditingalkan oleh seorang yang paling ia kasihi yakni ibunya tak membuatnya
terdiam menunggu datangnya keajaiban agar ibunya kembali pulang. Terlebih
ibunya meninggalkan Zhang Da dengan kondisi ayahnya yang sakit keras. Kejadian
tersebut menuntut Zhang Da untuk mengambil alih tanggung jawab ibunya. Hal yang
paing menakjubkan di usia yang baru menginjak sepuluh tahun pada saat itu is
masih bisa menjalani kewajibannya dalam menuntut ilmu, untuk sampai di sekolah
Zhang Da harus melewati hutan-hutan kecil, terkadang Zhang Da mengambil
beberapa tanaman dan jamur yang dapat ia masak. Setelah pulang sekolah Zhang
Dai a bergabung dengan tukang batu dan bekerja untuk membelah batu-batuan besar
untuk mendapatkan upah.
Kehidupan seperti itu ia jalani
selama lima tahun dengan kesabaran dan kegigihan. Selain itu hal luar biasa
yang dilakukan oleh Zhang Da adalah ia belajar secara autodidak mengenai
obat-obatan dari buku bekas yang ia beli. Pada akhirnya kisah Zhang Da ini
tersebar luas dan Zhang Da mendapatkan penghargaan dari tinggi dari pemerintah karena telah melakukan perbuatan luar biasa. Dalam
acara tersebut MC menanyakan kepada Zhang Da tentang apa hal yang palng ia
inginkan, dan itu akan diwujudkan. Zhang Da terdiam dan akhirnya menjawab “saya
ingin ibu kembali, ibu kembalilah ke rumah saya bisa mengurus ayah dan diri
saya sendiri.”
Ini tentang
keinginan sederhana yang lahir dari kejernihan hati seorang anak. Kembali
adalah kata yang ampuh bagi Zhang Da untuk merajut kebahagiaannya yang lebih
sempurna. Begitulah harapan mungkin bagi kita ‘kembali’ adalah kata sederhana
yang tidak memiliki kekuatan apa-apa tapi bagi Zhang Da ‘kembali’ adalah sebuah
harapan baru atas kebahagiaan yang paripurna yakni keutuhan keluarga dan
kebersamaan yang sangat berharga.
Terkadang 'kembali' akan menjadi hadiah yang sangat berharga bagi sebagian orang yang ditinggalkan....
menyentuh sekali nih..
BalasHapus